Tampilkan postingan dengan label Jenis Rafflesia Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jenis Rafflesia Indonesia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 Februari 2015

Rekontruksi Siklus Hidup R. Arnoldii (Susatya, 2007)

Rafflesia arnoldii diperkirakan memerlukan 4,5 sampai 5 tahun untuk menyelesaikan siklus hidupnya (Hidayati dkk.,2000; Susatya, 2007). Lebih lanjut, Nais (2001) menemukan bahwa Rafflesia tengku-adlinii, R. Pricei, dan R. Keithii masing-masing memerlukan 9 - 13 bulan, 10 - 15 bulan, dan 12 - bulan untuk mekar dari fase kopula. Untuk jenis R. rochussenii waktu yang dibutuhkan lebih lama, yaitu rata-rata 27,3 bulan(Zuhud dkk., 1994). Keempat jenis tersebut diperkirakan memerlukan waktu antara 3,5 sampai 5 tahun untuk menyelesaikan siklus hidupnya.

Secara garis besar siklus hidup R. arnoldii dibagi menjadi tiga fase, yakni; Fase Kopula, Fase Brakta, dan Fase Perigon. Siklus hidup terperinci untuk jenis R.arnoldii dapat dilihat di Gambar 36. Rekontruksi siklus hidup R. arnoldii (Susatya, 2007).

Rekontruksi siklus hidup R. arnoldii (Susatya, 2007)

Kuncup R.arnoldii dalam Fase Kopula mempunyai kisaran diameter antara 0,6 sampai 3,3 cm. Fase  Brakta mulai terlihat saat kuncup telah menjadi 3,3 - 4,14 cm, dan untuk mencapai ukuran ini dari Fase Kopula diperlukan waktu antara 33 hari sampai 144 hari. Fase Brakta menjadi struktur yang sempurna menutupi bagian atas kuncup saat mencapai ukuran antara 7,31 - 11,76 cm, atau memerlukan waktu 172 - 257 hari untuk mencapai fase ini dari Fase Kopula. Fase Perigon mulai terlihat saat kuncup mencapai ukuran 12,02-13,96 cm, dan memerlukan waktu 23-66 hari untuk mencapai ukuran ini dari Fase Brakta. Fase Perigon menjadi strukutur yang sempurna saat kuncup mencapai ukuran 21,3 - 22,4 cm, dan fase ini dicapai dalam waktu 100 - 143 hari dari Fase Brakta sempurana, jenis ini mempunyai diameter 22,18 - 26,28 cm dan dalam kondisi siap mekar.

Setelah mekar, bau daging busuk akan tercium dan lalat mulai berdatangan. Setela 2 - 3 hari, bunga akan mekar secara sempurna, dan bersamaan dengan ini bau daging busuk tercium paling kuat. Jumlah lalat paling banyak juga dijumpai dalam kurun ini (Hidayati dkk., 2000). Setelah itu bunga mulai membusuk. Dari bunga mekar sampai busuk dibutuhkan waktu antara 5 sampai 8 hari.

Saat yang tepat bunga akan mekar sangat sulit untuk diperkirakan. Setelah diameter siaap mekar dicapai, maka dalam 1 - 14 hari kuncup akan mekar. Ada dua hal dimana kita dapat memperkirakan kapan bunga akan mekar, yaitu musim dan kenampakan fisik. Secara umum bunga dipicu untuk mekar bila terjadi selang-seling antara kondisi kering dan lembab. Saat musim kemarau, bunga akan mekar pada hari dimana tidak ada hujan atau curah hujan yang sangat rendah (Susatya, 2007). Disamping musim, kenampakan fisik akan sangat penting dalam menentukan kapan bunga akan mekar. biasanya helaian paling atas perigon mulai terangkat maka dalam waktu 1 - 2 hari bunga akan mekar.

Jenis dengan ukuran bunga mekar yang lebih kecil akan mempunyai laju pertumbuhan yang lebih cepat dari pada bunga yang lebih besar. Populasi yang berbeda dari jenis yang sama juga akan mempunyai laju pertumbuhan yang berbeda pula. Untuk jenis yang sama  dan di subpopulasi yan berbeda, bunga yang kecil akan mempunyai laju yang lebih cepat pada fase kopula dan fase brakta. Akan tetapi setelah mencapai ukuran bunga sebelum siap mekar pola laju diatas akan terbalik, dimana bunga yang besar akan mempunyai laju pertumbuhan yang lebih cepat. Informasi-informasi di atas menimbulkan spekulasi bahwa dalam inang berbeda kemungkinan besar kuncup juga mempunyai laju pertumbuhan yang berbeda pula. 

Lebih lanjut, untuk jenis yang sama, ukuran bunga mekar kemungkinan besar ditentukan oleh iklim. Untuk jenis R. arnoldii, ukuran bunga yang paling besar terjadi di Tambang Sawah Kabupaten Lebong-Bengkulu sedangkan di Taba Penanjung - Bengkulu, mempunyai ukura 70 cm. Kedu daerah mempunyai iklim yang sangat berbeda. Tambang Sawah mempunyai suhu minimal yang lebih rendah dan curah hujan yang lebih tinggi. Oleh karena itu, bole jadi makin rendah suhu dan makun tinggi curah hujan, maka makin besar pula ukuran bunga. 

Sumber Pustaka : Rafflesia Pesona Bunga terbesar di Dunia (@Agus Susatya, 2011).
Semoga Bermanfaat ! Salam Lestari ! Bengkulu The Rand Of Rafflesia ! @KPPGPPL, 2015

Sabtu, 07 Februari 2015

Rafflesia bengkuluensis

Rafflesia bengkuluensis merupakan jenis baru dari Indonesia, setelah 20 lebih jenis terakhir ditemukan di Indonesia. Jenis ini lama dianggap sebagai Rafflesia arboldii dari Talang Tais, Kabupaten Kaur. Jenis ini memakai nama epithat "Bengkuluensis" untuk menghormati Bengkulu sebagai lokasi pertama kali jenis ini didiskripsikan. Jenis ini pertama kali didiskripsikan oleh Agus Susatya dosen dari Universitas Bengkulu bersama 2 rekanya dari Malaysia, yakni Arianto dan et Mat - Salleh di desa Talang Tais Kabupaten Kaur pada tahun 2005.

Rafflesia bengkuluensis berukuran medium ( diameter bunga 50-55 cm ) dengan helai perigon berukuran 15-19 cm. Helai perigon berwarna orange tua atau merah bata, dengan bercak berwarna orange muda dan berukuran panjang 9 mm dan lebar 4-6 mm. Diaphragma mempunyai lebar 16,2-18,6 cm, dengan lubangnya berdiameter 10,6-10,1 cm, bintik dipernukaan diaphragma berwarna orange muda, bulat, dan tidak membentuk lingkaran. Jendela mempunyai lebar 5-6 cm, dan terdiri dari bercak bulat berwarna putih yang membentuk 6-7 lingkaran yang terputus-putus. Bercak kadang-kadang saling bersinggungan dekat pinggir lubang diaphragma.

Rafflesia bengkuluensis
Rafflesia bengkuluensis
Cakram mempunyai diameter 10.7 cm dan berwarna oranye muda yang berubah menjadi coklat dengan berjalannya waktu, sedangkan gigir cakram berwarna orange tua. Prosesi ada 25 buah tersusun dan membentuk 3 lingkaran, dimana lingkaran luar, tengah dan dalam masing-masing mempunyai 14,8 dan 3 prosesi. Prosesi mempunyai warna orange tua pada ujungnya dan berangsur-angsur mempunyai warna yang lebih muda kearah dasarnya. Prosesi mempunyai lebar 5-15 mm di dasar dan tinggi 10-20 mm. Ada tiga tipe prosesi yaitu; kerucut sederhana, kerucut berbelah, kerucut pipih dan berduri.

Secara morfologi Rafflesia bengkuluensis sangat berbeda dengan Rafflesia arnoldii, Jenis ini mempunyai tipe ramenta tubercle sedangkan R. arnoldii mempunyai tipe filiform. Rafflesia bengkuluensis mempunyai kemiripan kenampakan luar dan struktur ramenta dengan R. patma, R. zollingeriana, dan R. speciosa. Keempat jenis tersebut mempunyai ramenta tipe tubercle, dan dapat dibedakan berdasarkan sebaran ramenta. Inang Rafflesia bengkuluensis adalah T. tuberculatum.

Rafflesia bengkuluensis ditemukan dihutan sekunder muda dengan vegetasi yang tersusun dari vegesi hutan sekunder dan kebun yang ditinggalkan. Jenis tumbuhan yang dominan adalah Artocarpus elasticus, Archidendron jiringa, Rinoria anguifera, Cleistanthus sumatranus, Pterospernum javanicum, Ficus variegata, Erythrina variegata, Rhodamnia cinerea, Vitex pinnata, dan Alstonia angustiloba.

Rafflesia bengkuluensis mempunyai sebaran geografis terbatas yang terletak sebelah barat laut Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, yaitu Lembah Talang Tais Kelam Tengah Kabupaten Kaur, Manau Sembilan Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur, dan Desa Gunung Tiga Semidang Gumay Kabupaten Kaur. Dalam wilayah ini curah hujan maksimal dapat mencapai 524,8 mm perbulan pada Bulan November dan Desember, sedangkan curah hujan minimal 141, 5 mm (Pemda Bengkulu Selatan,2002).

Sumber: 
Diringkas dari Buku Rafflesia Pesona Bunga Terbesar di Dunia ©Agus Susatya 2011

Jumat, 06 Februari 2015

Rafflesia Arnoldii R.Br

Jenis ini dinamakan berdasarkan tipe spesimen yang berasal dari Pulau Lebar, Bengkulu Selatan dan penemuan jenis ini sekaligus memunculkan marga dan keluarga baru, yaitu Rafflesia dan Rafflesiaceae. Bunga ini dilihat pertama kali oleh Dr Joseph Arnold tahun 1812, dan baru dipublikasikan oleh Robert Brown pada bulan Juni 1821.

Rafflesia arnoldii sangat terkenal karena merupakan bunga tunggal yang paling besar di dunia dan mempunyai kisaran diameter antara 70-110 cm. Bunga ini mempunyai warna oranye sampai oranye tua pada perigon. Bercak-bercak di atas permukaan perigon mempunyai dua ukuran, warna lebih muda dari warna dasar perigon, atau putih sampai oranye muda. Bercak kecil terdapat diantara bercak yang besar. Jumlah bercak besar sekitar 15 buah jika dihitung dibagian terpanjang dari perigon. Bercak di diaphragma berwarna putih atau oranye muda yang dikelilingi dengan lingkaran yang berwarana orange tua.

Ramenta jenis ini adalah filiform, dimana jenis filiform sederhana dijumpai dibagian bawah bagian dalam tabung perigon.

Rafflesia  Arnoldii mempunyai rata-rata 10 kuncup per populasi dan mempunyai mortalitas yang beragam dari 20% sampai dengan 100%. Jenis ini ditemukan diketinggian 34 m sampai dengan 600 m di atas permukaan laut, dan mempunyai habitat dari hutan sekunder muda, kebun penduduk, hutan hujan dataran rendah sampai dengan hutan pegunungan bagian bawah.

Jenis ini mempunyai sebaran geografis yang paling luas, yaitu di sepanjang barat sisi Pegunungan Bukit Barisan dari Aceh di barat laut sampai dengan Lampung di tenggara.

Laporan keberadaan jenis ini terbanyak datang dari Provinsi Bengkulu.

"Sumber: diringkas dari buku Rafflesia Pesona Terbesar di Dunia ©Agus Susatya 2011"

Jumat, 07 Maret 2014

Yuk ! Kita Kenali 4 Jenis Rafflesia yang ada di Bengkulu

(1) Rafflesia arnoldii, paling populer, paling banyak yang ada di hutan Prop. Bengkulu, Paling banyak di kenal oleh masyarakat karena ditemukan pertama kali oleh Sir Stamford Raffles dan Dr Joseph Arnold pada tahun 1818 di desa Pulo Lebbar (Kec. Pino Raya) 30 km dari Kota Manna Kab. Bengkulu Selatan, menjadi icon lambang Prop. Bengkulu. Rafflesia arnoldi merupakan jenis yang terbesar di dunia (The Biggest of Flower in The World) dengan diameter 70-110 sentimeter. Rafflesia Arnoldii di juluki jg sebagai Patma Raksasa dan mendapat predikat sebagai Puspa Langka Nasional (Kepres No. 4/1993)

(2)Rafflesia gadutensis Meijer. Rafflesia gadutensis dapat ditemukan di sisi barat Pegunungan Bukit Barisan Kab. Mukomuko dan Bengkulu Utara. Memiliki diameter berkisar antara 40-46 cm, gadutensis berasal dari kata Ulu Gadut, yaitu satu nama bukit Gadut di propinsi Sumatra Barat, dimana asal specimen species ini dideskripsikan oleh Meijer 1984. Ditemukannya Habitat Rafflesia gadutensis di Dusun Lama Desa Talang Baru Kecamatan Malin Deman Kabupaten Mukomuko baru-baru ini merupakan hal yang luar biasa dan menggembirakan, habitat ini harus segera mendapat perlindungan agar keberadaannya tetap lestari.

(3)Rafflesia hasseltii Suringar. Merupakan jenis Rafflesia yang paling cantik. Jenis ini dideskripsikan oleh Suringar pada tahun 1879 berdasarkan spesimen yang dikumpulkan dari Muara Labuh, Sumatera Barat. Karena pola bercak dan warna di helai perigon, oleh penduduk lokal, jenis ini sering dinamakan cendawan merah-putih (Zuhud dkk, 1998) atau cendawan harimau. Rafflesia Haseltii memiliki diameter bunga 35-70 cm. Hanya ada satu populasi yang produktif dari jenis ini yang masih dapat dijumpai yaitu diperbatasan antara Ketenong II, Kab. Lebong Prop. Bengkulu.

(4)Rafflesia bengkuluensis ( Agus Susatyaya, Arianto & Mat-Salleh 2005), species ini membawah nama Bengkulu di kata keduanya yaitu bengkuluensis, untuk menghormati Bengkulu sebagai lokasi pertama kali jenis ini di deskripsikan. Bengkuluensis merupakan jenis baru dari Indonesia, dgn diameter bunga 50-55 cm. Mempunyai sebaran geografis terbatas di lembah Talang Tais atau di wilayah daerah aliran sungai Tais, yang terletak di sebelah barat laut Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. 

Sumber: KPPL Bengkulu