Kamis, 25 Juni 2015
Jalan-jalan ke Air Terjun Namu belanga /alam dewi sinta bersama teman Rohis Kota Stabat
Sabtu, 20 Juni 2015
Gua Batu Kemang
Goa Batu - Kemang Nun jauh disana, diantara pepohonan hijau. Ada sebuah Gua bernama Batu Kemang. Tempatnya gak jauh-jauh amat sih dari Kota Medan. Kalau kamu pernah ke Sembahe, nah disinilah lokasinya. Waktu tempuhnya sekitar 2 jam (paling lama) dari Medan.
Apa yang menarik dari Gua Batu Kemang.
Mitos mengatakan bahwa gua ini dihuni oleh mahluk bertubuh pendek. Lihat saja ukuran pintu gua yang begitu kecil. Para penduduk mengatakan bahwa dulunya Gua Batu eang kerap menjadi tempat pesugihan untuk mencari keduniawian. Itulah alasannya kenapa lokasi dimana gua ini berada diberi nama SEMBAHE, runtutan kata dari SEMBAH dan E. Sembah berarti sujud, memuja, hormat dan "E" yang mana merupakan kata penunjuk arah. Kata SEMBAHE berasal dari bahasa Karo.
Believe or not, buat kamu yang suka mengexplore tempat-tempat tersembunyi. Kalau berani yaa..... coba deh kesini.
More info? kunjungi situs kita di:
www.pariwisatasumut.net
Kamis, 18 Juni 2015
Peninggalan Zaman Megalitikum
1. Menhir
Menhir Kerloas, Bretagne, Prancis. |
2. Punden berundak
3. Kubur batu
Bentuknya mirip seperti bangunan kuburan seperti yang dapat kita lihat saat ini, umumnya tersusun dari batu yang terdiri dari dua sisi panjang dan dua sisi lebar. Sebagian besar kubur batu yang di temukan terletak membujur dari arah timur ke barat.Pada masa prasejarah ketika kebudayaan Megalitikum berkembang bahwa kubur batu merupakan salah satu dari jenis peninggalan batu-batu besar (megalit). Sedangkan sesuai dengan namanya fungsi dari kubur batu sendiri sebagai tempat penguburan (stonecists) bagi orang-orang yang dihormati di lingkungan masyarakat yang hidup pada masa megalit. Kubur batu ini sudah dilakukan pengamanan dengan cara diberi pagar keliling yang terbuat dari kayu dengan ukuran panjang 5,50 meter dan lebar 5 meter. Sedang bagian atas di beri cungkup seng dengan tiang penyangga dari kayu dan pondasi semen.
4. Sarkofagus
Sejenis kubur batu tetapi memiliki tutup di atasnya, biasanya antara wadah dan tutup berukuran sama. Pada dinding muka sarkofagus biasanya diberi ukiran manusia atau binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis.Sarkofagus sering disimpan di atas tanah oleh karena itu sarkofagus seringkali diukir, dihias dan dibuat dengan teliti. Beberapa dibuat untuk dapat berdiri sendiri, sebagai bagian dari sebuah makam atau beberapa makam sementara beberapa yang lain dimaksudkan untuk disimpan di ruang bawah tanah. Di Mesir kuno, sarkofagus merupakan lapisan perlindungan bagi mumi keluarga kerajaan dan kadang-kadang dipahat dengan alabaster
5. Dolmen
Dolmen merupakan bangunan megalithik yang memiliki banyak bentuk dan fungsi, sebagai pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat upacara. Dolmen biasanya di letakan di tempat-tempat yang dianggap keramat, atau di tempat pelaksanaan upacara yang ada hubungannya dengan pemujaan kepada roh leluhur.Dolmen adalah sebuah meja yang terbuat dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Hal ini menunjukan kalau masyarakat pada masa itu meyakini akan adanya sebuah hubungan antara yang sudah meninggal dengan yang masih hidup, mereka percaya bahwa apabila terjadi hubungan yang baik akan menghasilkan keharmonisan dan keselarasan bagi kedua belah pihak.
6. Arca batu
Arca batu banyak di temukan di beberapa tempat di wilayah indonesia, diantaranya pasemah, Sumatra Selatan dan Sulawesi Tenggara. Bentuknya dapat menyerupai binatang atau manusia dengan ciri Negrito. Di Pasemah ditemukan arca yang dinamakan Batu Gajah, yaitu sebongkah batu besar berbentuk bulat diatasnya terdapat pahatan wajah manusia yang mungkin merupakan perwujudan dari nenek moyang yang menjadi objek pemujaan.Dalam agama Hindu, arca adalah sama dengan Murti (Dewanagari: मूर्ति), atau murthi, yang merujuk kepada citra yang menggambarkan Roh atau Jiwa Ketuhanan (murta). Berarti “penubuhan”, murti adalah perwujudan aspek ketuhanan (dewa-dewi), biasanya terbuat dari batu, kayu, atau logam, yang berfungsi sebagai sarana dan sasaran konsentrasi kepada Tuhan dalam pemujaan. Menurut kepercayaan Hindu, murti pantas dipuja sebagai fokus pemujaan kepada Tuhan setelah roh suci dipanggil dan bersemayam didalamnya dengan tujuan memberikan persembahan atau sesaji. Perwujudan dewa atau dewi, baik sikap tubuh, atribut, atau proporsinya harus mengacu kepada tradisi keagamaan yang bersangkutan.
7. Waruga
Waruga adalah kubur batu yang tidak memiliki tutup, waruga banyak ditemukan di situs Gilimanuk, Bali.Waruga adalah kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang.
Sumber
wikipedia.org
Internet
Selasa, 16 Juni 2015
Empat habitat Rafflesia Bengkulu berpotensi objek ekowisata
FOTO ANTARA/ Helti Sipayung |
"Ada empat lokasi habitat Rafflesia yang terdapat di wilayah hutan empat kabupaten sudah kami petakan dan bisa jadi tujuan wisata," katanya, di Bengkulu, Minggu.
Empat lokasi itu, di Hutan Lindung Bukit Daun di Kabupaten Kepahiang, HL Boven Lais di Kabupaten Bengkulu Utara, Cagar Alam Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah, dan kawasan hutan di Padang Guci Kabupaten Kaur.
Sofian mengatakan di empat lokasi habitat tersebut sudah ada kelompok masyarakat yang secara sukarela mengawasi dan melestarikan bunga langka endemik Pulau Sumatera itu.
Hasil ekspedisi KPPL bersama kelompok masyarakat itu, ada dua jenis Rafflesia yang tumbuh di habitat tersebut yakni jenis Rafflesia arnoldii di Kabupaten Bengkulu Utara, Kepahiang, dan Bengkulu Tengah serta jenis Rafflesia bengkuluensis di Kabupaten Kaur.
"Sebenarnya ada empat jenis bunga Rafflesia yang hidup di hutan-hutan Bengkulu yakni jenis Rafflesia arnoldii, Rafflesia gadutensis, Rafflesia bengkuluensis, dan Rafflesia hasselti," ucapnya.
Sofian mengatakan dari empat lokasi itu, dua lokasi yang paling sering dikunjungi wisatawan yakni HL Bukit Daun dan Cagar Alam Taba Penanjung karena lokasinya berada di dalam hutan dekat jalan lintas yang menghubungkan Kota Bengkulu dengan empat kabupaten yakni Bengkulu Tengah, Kepahiang, Lebong dan Rejanglebong.
Ia menambahkan bahwa empat lokasi ini dapat dikelola lebih profesional dengan melibatkan masyarakat sehingga menjadi objek wisata andalan. Salah satu "jurus" untuk itu adalah membangun rumah-rumah singgah.
LIPI susun strategi rencana aksi konservasi Rafflesia spp
Foto by Sofian KPPL |
Dokumen Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) baru dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bagi fauna saja.
"Ini momentum sangat penting, karena selama ini Kementerian LHK konsen pada satwa-satwa besar saja, tumbuhan juga sangat penting, mikroba juga. Apalagi Rafflesia dan Amorphophallus menjadi ikon Indonesia," katanya.
Dikatakannya, penyusunan SRAK kali ini adalah salah satu kontribusi LIPI sebagai otoritas ilmiah di bidang konservasi dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Badan Litbang dan Inovasi Kementerian LHK, Adi Susmianto, menyebutkan, ide dasar SRAK Rafflesia spp dan Amorphophallus spp muncul dari pemerintah Provinsi Bengkulu yang mau menjadikan dua puspa langka tersebut sebagai ikon daerah.
Menuju International Symposium on Indonesian Giant Flowers Rafflesia and Amorphophallus 2015
Puspa Langka Nasional Ini Dalam Masa Kepunahan
Jumat, 12 Juni 2015
Main-Main Ke Bukit Botak
Rabu, 10 Juni 2015
Indahnya Air Terjun Lau Bengaru Di Sumatera Utara
air terjun lau bengaru yang indah di sumatera utara |
mengabadikan moment di air terjun lau bengaru |
air terjun bengaru yang tetap jernih walaupun saat hujan datang |
Sabtu, 06 Juni 2015
Peninggalan Batu Megalitik Gunung Agung Kaur Utara
Di Indonesia, beberapa etnik masih memiliki unsur-unsur megalitik yang dipertahankan hingga sekarang.Salah satunya adalah masyarakat dari suku Basemah/Pasemah. Suku Basemah/Pasemah merupakan suatu masyarakat adat yang bermukim di beberapa wilayah dari 3 propinsi di pulau Sumatera Bagian Selatan, yaitu; Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Lampung berada di kaki Gunung Dempo. Tinggalan-tinggalan megalitik di wilayah ini tersebar sebanyak 19 situs, berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Budi Wiyana (1996), dari Balai Arkeologi Palembang. Tinggalan megalitik Basemah/Pasemah muncul dalam bentuk yang begitu unik, patung-patung dipahat dengan begitu dinamis dan monumental, yang mencirikan kebebasan sang seniman dalam memahat sehingga tinggalan [megalitik basemah/pasemah], disebut oleh ahli arkeologi sebagai Budaya Megalitik Basemah/Pasemah. Nilai penting tinggalan megalitik Pasemah terutama adalah pada ketuaan usianya, yang diperkirakan sekitar 2000 tahun sebelum masehi atau sekitar 4000 tahun yang lalu. Kita dapat membayangkan pada masa itu kebudayaan manusia di dunia masih belum terlalu berkembang, namun di tanah Basemah/Pasemah telah hidup budaya masyarakat yang cukup maju.
KPPGPPL - Jelajah Situs 5 Mei 2015
Rabu, 03 Juni 2015
Cughup Desa Naga Rantai Padang Guci Hulu
Lihat Cuplikanya di Youtube : https://youtu.be/pfsAEYJoaZ8