Rabu, 30 Oktober 2013

Best Honeymoon Place In North Sumatera

Welcome  to North Sumatera,  a province in Andalas island with city town Medan. As the  third largest city in Indonesia, North Sumatera has many interesting and incredible of tourism.
Honeymoon, spending use full time with someone you love after getting marry. Every couple usually  not easy to decide best place for honeymoon. As  travel guide in North Sumatera. Check:


      TOP 5 HONEYMOON PLACE IN NORTH SUMATERA


1.    Nias Island

This place is the best location for surfing in North sumatera Province. Lagundri and Sorake, often visited by foreigner and domestic tourist. But now lets talk why Nias Island in first rank for honeymoon. The City Town of Nias Regent is Gunung Sitoli. This place can be reached by using ship or plane from Medan.

There are more than 23 small islands around Nias, every island has unique things in culture and folks. Beside of that, blue sea and white sand can be found in all beaches.  The Wonderful Leisure  of Nias can enjoyed by doing snorkeling, diving, seeing sunset/sunrise. Or you can see a unique attraction called “Hombo Batu” means stone jumping, the most popular attraction which only found in Nias.

Come , Enjoy, and find A billion unforgettable memories with your couple in NiasJ .


2.   Samosir Island
    
 Welcome to the largest lake in North Asia and The largest super vulcano lake in the world, one of the best paragliding place in the World.

Toba Lake has so many interesting place to visit. Samosir island is the biggest island in Toba Lake. Local citizen or people who come from Samosir named this place as Debata Island. It means the land of God.

In Samosir island, there are some tourism village which often visited by tourist such as Tuktuk Siadong, Jangga Village, and Simanindo Village. There are many hotels and restaurant with beautiful view in these three places. So you can choose according to your budget and facilities they give.

Spending night, where only you and your couple in the beach. Enjoy sparkling stars shadow on lake. So romantic unforgettable moment. J


3.   Berhala Island

 
Want to stay in a place over the sea, far away of noise and modern life which disturbing? This is the best one from North Sumatera. Located in Serdang Bedagai Regent, restricted Malaysia and Indonesia. Well known as the jewel of Serdang Bedagai. This place well kept by mariner.

Need 5 hours to reach the island bu using sea transportation from harbor. Many people says the undersea beauty of berhala Island can be compared with Maldives.

In the morning, try to do tracking, and see how wonderful sunrise in this place seen from lighthouse, the highest place in Berhala. And in evening, snorkeling or diving is the best things you must do while enjoy sunset till the sun hides. In the night, sit down on the white sand with your couple and feel romantic moment J.

4.   Karo Land

  

Karo is a regent in North Sumatera with Kabanjahe as the city town. This place recommended for every couple marry who wanna feel natural cold, amazing culture, best sight-seeing view, heritage, flower nursery, toba lake, and many others thing more.

Berastagi is the most popular place here, nice citizen and has already well known as tourist city in North Sumatera province. Inn, motel till 5 stars hotels for accommodation with good product (goods and service) can found here.

Horse riding is the most favorite traditional transportation. Visiting tourism place from one to another.

Some best place of Karo land such as Sipiso-piso, is one of highest waterfall in Indonesia and Toba lake can be seen right from here. Gundaling Hill, yeah…. You should come to this place, why? According to local citizen, Gundaling is abbreviation of “Good Bye My Darling”. It tells about a true love story happened between karonese women with foreign man. In this place they separated because the foreign man must be back to his country. After leaving, he never came back while the karonese women use to wait him in this hill till she died.

5.           Dairi Regent

Njuah-Njuah… welcome to Pakpak Land in North Sumatera Province. A beautiful place in middle of Bukit Barisan Mountain. Culture, Nature, and Hospitality of the citizen are complete package why this place recommended for honeymoon.

Taman Wisata Iman Dairi, located in Sitinjo Hill, it is the only one religious park in Indonesia, was built to create harmony among 5 religion in Indonesia. From every side, we can see many building for worship, waterfall, river, flower park, and many other interesting more. In this place, a unique hotel for accommodation shaped like Noah Ship.

Sidikalang coffee is the most popular coffee from North Sumatera. It export to abroad. Starbuck is one of the consumer that re-sell Sidikalang Coffee.

Dairi Regency is always cold, far away from noise and the most important is many people feel comfort and want to stay for a long after come to Dairi.


That all the best place for honeymoon in North Sumatera, if you need more information or want to reserve us as guide/travel organizer. Please contact us.

Twitter:           @travelingMEDAN
@pariwisataSUMUT
 Cp      :           Anthony (085658080343)
 Email:           traveling.medan@gmail.com

Rabu, 23 Oktober 2013

Registrasi Traveling Medan Comm

Bagi kamu yang tertarik ingin mengexplore pariwisata Sumatera Utara dan Indonesia, bergabunglah bersama kami komunitas traveler dan bacpacker terbesar di Kota Medan. Registrasi terbuka untuk setiap kalangan masyarakat tanpa terbatas dimanapun kamu berada.

Untuk informasi lebih detil, silahkan cek Flyer:


Selasa, 22 Oktober 2013

Wisata Heritage Di Kota Medan



Lapangan Merdeka
Merupakan salah satu DTW di kota Medan yang letaknya berada persis di tengah kota. Pada jaman penjajahan belanda disebut Waterlooplein dan pada saat penjajahan Jepang disebut Fukuraido. Perubahan Nama menjadi Lapangan Merdeka tidak lepas dari sebuah sejarah besar bagi bangsa Indonesia kala itu.
Lapangan Merdeka adalah saksi bisu dari terlepasnya Negara Indonesia dari belenggu penjajah. Tepat pada tanggal 16 Oktober 1945, disinilah Muhammad Hassan yang kala itu menjabat sebagai gubernur Sumatera membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya itu saja, Lapangan Merdeka juga sangat penting bila ditilik dari sisi historis, karena menjadi titik lokasi masyarakat untuk berkumpul untuk mengadakan suatu perubahan, seperti sosialisasi sumpah pemuda, penyatuan ikrar menolak PKI dan sampai sekarang sering dijadikan sebagai tempat perhelatan acara daerah, provinsi, dan bahkan nasional karena tempatnya yang sangat strategis.
Lapangan Merdeka berada persis di tengah kota sehingga disebut juga titik 0 km Medan. Jadi jarak kota Medan ke daerah lainnya dihitung dari lapangan ini.Selain itu beberapa DTW juga berada disekitarnya, seperti Titi Gantung, Stasiun Kereta Tua, Kantor Pos Medan, Gedung London Sumatera, Pemandian Sri Deli, dan Istana Maimoon.

Istana Maimun
Terkadang disebut juga istana Putri Hijau, lokasinya berada di jalan Jalan Brigjen Katamso, kecamatan Medan Maimun. Dibangun pada tahun 1888 oleh seorang sultan deli yakni Makmun Rasyid Perkasa Alamsyah dengan arsitek dari Italia. Luasnya mencapai 2772 m. Didalamnya terdapat 30 ruangan yang saat ini dipakai oleh keturunan kesultanan.
Istana Maimun dijadikan sebagai salah satu icon kota Medan karena usianya yang sudah tua kurang lebih 125 tahun namun masih berdiri begitu kokoh ditengah arus modernisasi sehingga layak disebut sebagai destinasi wisata heritage di kota Medan dan ditambah lagi dengan keunikannya yang terletak pada konsep bangunan dimana terdapat unsur melayu dengan perpaduan 4 negara yakni Indonesia, spanyol, india dan italia.
Saat ini dikelola langsung oleh pihak kesultanan dan terbuka untuk umum. Pementasan kebudayaan melayu seperti live music, tarian tradisional melayu, dll kerap diadakan ditempat ini.
Interior bangunan mayoritas tersentuh warna kuning, hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat melayu deli dimana kuning memiliki arti kesucian dan kebahagiaan. Istana Maimun mengoleksi benda-benda bersejarah sejak kesultanan deli muncul di Sumatera Utara. Seperti perlengkapan musik deli. Peralatan makan kesultanan, pakaian kebesaran sultan deli, lampu-lampu Kristal dari eropa jaman dahulu, dan foto-foto pemangku jabatan kesultanan sejak dahulu kala.
Di kompleks istana maimun terdapat sebuah meriam yang kondisinya sudah tidak utuh lagi, hal ini berkaitan dengan legenda putri hijau yang mengkisahkan peperangan antara kerajaan aru dengan pengikut putri hijau karena lamaran kerajaan aru ditolak oleh putri hijau. Meskipun penolakan tersebut dilakukan dengan cara halus namun kerajaan merasa tersingung sehingga terjadilah peperangan besar yang mengakibatkan jumlah prajurit perang kerajaan aru banyak yang tewas. 2 saudara lelaki putri hijau yakni raja simangombus dan mariam buntung yang ikut berperang terus berjuang hingga titik darah penghabisan, namun strategi perang kerajaan aru berubah menyadari kekalahan semakin mendekati, kerajaan aru menggunakan koin emas sebagai senjata sehingga prajurit perang pengikut putri hijau terkecoh dan memunguti emas tersebut dan tidak memperdulikan bahwa mereka berada ditengah peperangan. Strategi tersebut menyebabkan kekalahan besar di pihak puteri hijau, Mariam Puntung terus berusaha bertahan hingga akhirnya ia pecah, Pecahan tersebut terlempar ke daerah kabupaten karo dan di depan istana kesultanan deli. Raja Simangombus yang berwujud naga meminta sang putri naik kepunggungnya. Mereka berdua lari dan menyelamatkan diri ke Selat Melaka di daerah pulau Berhala yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia.
Selain itu masih banyak bangunan bersejarah yang didirikan oleh kesultanan deli kala itu, bahkan mesjid tertua di kota Medan yang masih benuansa empat negara merupakan peninggalannya. Mesjid Al-Osmani yang terletak di kecamatan Medan Marelan.

Stasiun Kereta Api
Merupakan stasiun kereta api tertua di Medan yang terletak di kecamatan Medan barat dan Medan Timur tepatnya didepan lapangan Merdeka. Stasiun ini melayani jasa transportasi hampir ke seluruh wilayah di Sumate icon pariwiatra Utara dengan jumlah penumpang 2000-2500 orang setiap harinya.
Kereta api ini telah mengalami renovasi sejalan dengan percepatan pembangunan di daerah Sumatera Utara. Kehadiran bandara Kuala Namu yang menjadi bandara terbesar kedua di Indonesia dan tercanggih di Indonesia. Salah satu bukti kecanggihan tersebut dimana Kuala Namu adalah bandara pertama di Indonesia yang terhubung langsung dengan stasiun kereta api. Jadi proses check-in yang biasanya dilakukan di Aiport kini semakin dipermudah dengan keberadaan Stasiun Kereta Api Medan
Salah satu destinasi wisata heritage peninggalan penjajah Belanda yang kerap dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupuan domestik adalah sebuah monument lokomotif uap buatan Hartman.

Mesjid Raya Medan
Sebuah bangunan destinasi wisata religi bagi umat muslim terbesar dan termegah di Sumatera Utara, salah satu landmark kota Medan yang beralamat di Kecamatan Medan Maimun. Masyarakat sekitar kerap juga menyebutnya Mesjid Al – Mahsun. Didirikan pada tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909 oleh sultan Maamun Al Rasyid Perkasa Alam.
Pada awal pembangunannya Mesjid Raya Medan menyatu dengan kompleks istana Maimun. Keunikan pada bangunan ini terletak pada gaya arsitek yang mendapat sentuhan seni dari negara Timur Tengah, Spanyol dan India, Seorang arsitek berkebangsaan Belanda yang bernama Van Erp dipercaya mendesign bangunan suci ini, namun proses pengerjaannya dilakukan sepenuhnya oleh JA Tingdeman yang berkebangsaan jerman.
Pembangunan Mesjid Al Mahsun (Raya Medan) menghabiskan dana sekitar 1 juta gulden. Biaya tersebut ditanggung sepenuhnya oleh sultan. Namun sumber lain mengatakan bahwa orang-orang besar semasa kesultanan deli seperti Tjong A Fie (masyarakat medan yang beretnis Tionghoa) ikut serta didalam pendanaan.
Sebagian besar bahan dan perlengkapan mesjid Raya Medan dibeli dari luar negeri yakni jerman, cina, perancis, dan italia.
Interior bangunan mayoritas dihiasi ornament lukisan berupa bunga dan tumbuh-tumbuhan. Perpaduan konsep denah bangunan berbentuk simetris dengan corak orak maroko, eropa, melayu,dan timur tengah. Denah ini menciptakan suasana yang berbeda dibandingkan mesjid kebanyakan sehingga acap kali dikunjungi oleh wisatawan yang datang berkunjung ke kota Medan.

Gedung Lonsum
Sebuah bangunan berciri khas gaya eropa yang masih berdiri kokoh di kota Medan. Dengan nama Gedung London Sumatera yang terletak di jalan Ahmad Yani kecamatan Medan Barat.
Setelah selesai dibangun pada tahun 1906 oleh Daniel Harrisons dan bertepatan dengan kelahiran puteri Juliana, gedung ini pertama kali dinamai dan digunakan oleh Harrisons and Crossfield Company. Sebuah perusahaan perkebunan dan perdagangan karet yang berpusat di kota London.
Sejak kemerdekaan bangsa Indonesia, kepemilikan Harrisona and Crossfield Company (Bangsa Belanda) berpindah tangan dan diganti dengan nama PT London Sumatera (lebih dikenal dengan istilah PT Lonsum) dan sampai saat ini masih tetap digunakan sebagai area perkantoran.
Badan Warisan Sumatera (BWS) menetapkan bahwa gedung lonsum adalah salah satu benda cagar budaya. Sehingga keberadaanya sangat perlu dilestarikan. Bangunan megah bernuasana eropa ini adalah bangunan pertama di Sumatera yang memiliki fasilitas lift.
Hal yang cukup mengejutkan adalah arsitektur kantor pusat Harrisons & Crossfield Plc di London merupakan tiruan dari Gedung Lonsum di kota Medan. Hal ini menjadi alasan mengapa banyak fotografer berburu di kawasan ini baik di siang maupun malam hari. 

Kantor Pos
Salah satu bangunan peninggalan Belanda di kota Medan adalah kantor pos yang berada persis di depan hotel INNA Dharma Deli jalan Ahmad Yani. Dibangun pada tahun 1911 oleh arsitek berkebangsaan Belanda, Snuyf. Kantor pos Medan adalah saksi perjuangan dan pergerakan Indonesia diwilayah Sumatera pada masa lampau.
Memiliki luas 1200 m dengan tinggi 20 m bangunan ini masih tetap berdiri kokoh seolah memberikan makna tentang arti perjuangan dan sejarah. Fungsi bangunan sebagai tempat pengiriman surat sejak kolonial Belanda tetap diteruskan hingga sampai detik ini.
Selain mesjid Raya Medan, Istana Maimoon, dan Menara Tirtanadi, yang menjadi landmark kota Medan, Kantor Pos yang berdekatan dengan salah satu pusat tongkrongan kuliner di ibukota Sumatera Utara ini adalah salah satu trademark yang unik bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal ini disebabkan oleh keunikan bangunan dari setiap sisinya yang mengundang decak kagum yang menyerupai burung merpati.
Persis di depan Kantor Pos tertua di Sumatera Utara ini terdapat sebuah tugu yang disebut Tugu 0 km Medan. Jadi jarak tempuh dari kota Medan menuju kabupaten/kotamadya di seluruh wilayah Sumatera Utara dihitung dari titik ini.

Permasalahan Pariwisata Di Sumatera Utara


Oleh                         : Antonius Naibaho.
(Pendiri dan CEO  Traveling Medan Comm dan  Sparkling Art TM.
Bekerja Sebagai Freelance MC dan Guide, Blogger dan Penulis)  
Twitter                      : @Anthony_Riel
                                  @pariwisataSUMUT

Pariwisata sebagai industri goods and service (barang dan jasa) potensial didalam mendukung kemajuan suatu negara dibidang ekonomi.  Pariwisata dapat digolongkan kedalam lingkup  bisnis karena pada dasarnya pariwisata identik dengan usaha komersil untuk mendapatkan benefit (keuntungan) dari penjualan produk tangible(nyata) dan intangible (tidak nyata). Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengelolaan professional dengan melibatkan tourism stakeholder, insan pariwisata dan tidak ketinggalan masyarakatnya juga.

Sumatera Utara terdiri dari beberapa kabupaten/kota yang memiliki destinasi wisata dengan daya tarik yang mampu menarik wisatawan baik lokal maupun internasional bila seandainya dikelola dengan baik. Namun sangat disayangkan sekali, keindahan dan pesona tersebut seolah hilang dan terpuruk, hanya segelintir orang saja tahu bahkan yang sangat menyedihkan adalah banyak masyarakat Sumatera Utara sendiri geleng-geleng kepala bila ditanya soal DTW diatas tanah dimana ia tinggal atau pertama kali mengirup udara sejak terlahir ke dunia. Lain lagi tingkat kunjungan wisatawan yang datang ke Sumatera Utara setiap tahunnya mengalami keterpurukan ditambah kondisi DTW yang memprihatinkan. Pernahkah terbersit pertanyaan dalam benak anda: sampai kapan seperti ini?

Selain Danau Toba, terdapat banyak destinasi wisata yang sangat rugi bila dilewatkan. Lihat saja Dolok Tinggi raja di kabupaten Simalungun yang keindahannya tidak jauh bila dibandingkan dengan Ciwedei, Taman Wisata Iman Sitinjo di kabupaten Dairi yang mengusung konsep kerukunan umat beragama dan masih jarang ditemukan di Indonesia, Aek Rara di kabupaten Humbang Hasundutan yang merupakan sumber air soda alami satu-satunya di Indonesia dan hanya ada 2 di dunia (satu lainnya berada di Venezuela). Mesjid Raya Medan yang merupakan salah satu mesjid termegah dan tertua di Indonesia. Bunga Raflesia di Kabupaten Mandailing Natal, Triple S (Sibayak, Sinabung, dan Sibuaten) di Kabupaten Karo yang menjadi track wisata bagi adventurer. Pesona Bahari, terumbu karang dan aneka keindahan bawah laut di kepulauan Nias yang begitu banyak. Pulau Murshala dengan air terjun yang langsung jatuh ke laut di kabupaten Tapanuli Tengah. Tangkahan dan Bahorok yang diberi predikat surganya pulau Sumatera di Kabupaten Langkat. Dan masih lagi, ada puluhan bahkan ratusan destinasi unik dan menarik lainnya.


Menurut pengamatan penulis ada beberapa hal yang menjadi kendala baik bagi industi pariwisata dan wisatawan untuk melakukan perjalanan ke Sumatera Utara.

1.     
            Sarana Dan Prasarana

Faktor terpenting bagi kemajuan pariwisata adalah tersedianya akses menuju suatu daerah wisata seperti transportasi, jalan, dan penunjuk arah. Banyak jalan disetiap kabupaten/kota rusak parah dan memerlukan perbaikan. Memang bila seseorang tertarik akan suatu DTW maka ia akan berusaha sebisa mungkin untuk mencapainya. Namun alangkah baiknya bila kita berpedoman pada klasifikasi wisatawan itu sendiri, karena tidak semua wisatawan memiliki jiwa seorang adventurer (petualang).
Sejak membuat akun twitter @pariwisataSUMUT yang penulis kelola secara independent (pribadi) hingga saat ini, banyak mention dari follower yang mayoritas mengeluhkan kondisi jalan menuju daerah tujuan wisata. Bahkan danau toba sang icon pariwisata Sumatera Utara yang begitu diagung-agungkan akses kesana masih jauh dari yang diharapkan.

           Komunikasi Pariwisata
Proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan menitik beratkan isi pesan mengenai dunia kepariwisataan, merupakan aspek penting didalam mengelola dan mengembangkan industri pariwisata. Sebagai hospitality industry (Industri Keramahtamahan) pariwisata memerlukan tehnik dan metode komunikasi yang sangat berbeda dibandingkan dengan industri lainnya.
Pernahkah anda ke Danau Toba dan membeli souvenir disana?
Bahasa unik nan langka, yap…!!
Kebetulan suatu kali penulis berkeliling di salah satu shopping center dan dari awal memang tidak berniat untuk membeli. Setiap penulis lewat dari satu toko ke toko lain mereka selalu menawarkan barang dagangan dengan cara berbeda, anda bayangkan saja begitu panjangnya jajaran toko tersebut sehingga saya lelah untuk berkata “enggak bu” saya memutuskan lewat begitu saja tanpa menoleh. Dan disinilah kenyamanan terusik. Ketika melintas dari sebuah souvenir shop sang penjual berkata “eh… mardarmawisata inna ale dang adong hepengna, holanna lewat……” Bahasa batak toba tersebut bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia artinya: “eh…. Katanya berdarmawisata tapi gak ada uang, cuma lewat…..”. Yang paling ekstrim adalah saat sumpah serapah dikeluarkannya tanpa segan dan malu. Ya….mungkin si penjual tidak tahu bahwasanya saya adalah orang batak 100 %.
Disinilah pentingnya diadakan sosialiasi agar pelaku dan masyarakat sekitar DTW memiliki komunikasi yang baik sehingga mendukung perkembangan dunia pariwisata itu sendiri. 

         Selain itu kurangnya publikasi/promosi menjadi suatu factor yang memiliki dampak besar didalam ketersediaan informasi sehingga banyak orang yang tidak tahu menahu akan DTW di Sumatera Utara.
Penulis ingin sekali semua daerah tujuan wisata yang ada di provinsi tercinta ini dikelola baik agar dapat dinikmati masyarakat luas tanpa terkecuali seperti penyediaan sarana dan prasarana pendukung pariwisata. Menurut hemat penulis, perlu ada perhatian dari segenap lapisan masyarakat untuk menyadari pentingnya bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan santun terlebih bagi pelaku industri itu sendiri, toh sarana dan prasarana selengkap dan secanggih apapun tak akan pernah bisa memajukan suatu DTW bila masyarakat dan pelakunya tidak memiliki attitude yang baik, bukan?