Kamis, 30 Juli 2015

Berlebaran di Puncak Gunung Sibayak


salamsumu.blogspot.com

Hari libur lebaran banyak digunakan orang untuk mudik. Bersilahturrahim ke tempat sanak saudara dan juga berlibur ke tempat-tempat wisata bersama saudara ataupun teman. Tak terkecuali rekan-rekan dari Sahabat Alam (SaLam) Binjai Community yang juga Memanfaatkan momentum ini untuk bersilahturrahim sekaligus liburan bersama teman-teman yang sudah lama tidak berjumpa.



Setelah menentukan beberapa tanggal dan tempat tujuan untuk berwisata sekaligus bersilahturrahim. Maka diputuskan oleh rekan-rekan SBC pada hari kamis, tanggal 23 Juli 2015 untuk ngetrip mendaki Gunung Sibayak atau Gunung Raja (2.212 mdpl).Gunung Sibayak adalah salah satu gunung yang terletak di desa Lau Debuk-debuk, kabupaten tanah Karo,Sumatera Utara. Dan salah satu dari gugusan puncak triple S (sinabung,sibayak,dan sibuatan). Di kaki Deleng Sibayak inilah terdapat tempat pemandian air panas belerang (hot springs) Lau debuk-debuk. Pukul 22.00 wib rekan-rekan SBC yang berdomisili di Binjai dan Stabat berkumpul di Jalan Tengku Amir Hamzah ,Binjai.




 Setelah berkumpul di Kota Binjai tim melanjutkan perjalanan menuju titik kumpul di Rumah Rekan SBC lainnya yang berada di Kota Medan. Sambil menunggu rekan yang belum berkumpul, kami pun berdiskusi untuk menentukan jalur perjalanan dan persiapan lainnya. Berdiskusi sambil bercengkrama semakin membuat suasana kekeluargaan semakin erat dan bertambah asik. Dan hal  inilah yang membuat saya semakin bersemangat untuk ngetrip bareng mereka walaupun lelah baru pulang kerja.hehehe.....


Tanggal 24 Juli 2015,pukul 01.30 wib dini hari tim SBC dan rekan begerak melanjutkan perjalanan menuju Gunung Sibayak. Tim sangat bersemangat untuk melakukan perjalanan kali ini. Namun walaupun begitu ,kami harus menghadapi beberapa kendala dalam perjalanan salah satunya ketika ban motor salah satu rekan pun bocor. Mendapati hal itu,saya berpikir pasti jauh dansulit mendapatkan tukang tambal ban. Tetapi kami beruntung,  didekat SPBU tempat kami berhenti ternyata ada tukang tambal ban yang buka 24 jam alias nonstop.

Sambil menunggu ban motor selesai di tambal, teman-teman yang lain pun beristirahat. Setelah selesai kami pun melanjutkan perjalanan. Sesampainya  di Pos Pertama kami diminta uang retribusi senilai Rp. 4000 /orang nya. Ketika sampai di Pos Kedua kami diminta Retribusi parkir senilai Rp. 15.000 /motor . Dari Pos Kedua inilah kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Pendakian yang dilakukan pada saat dini hari sangatlah melelahkan. Mungkin ini disebabkan karena oksigen yang ada diperebutkan oleh kita dan tumbuhan di sekitar.

Sampai  di dataran tempat biasa membangun tenda Kami pun sholat subuh berjamaah. Usai Sholat ,kami berjalan menuju bibir kawah cinta gunung sibayak sambil mengabadikan beberapa momen dan disini kami membuat perapian untuk memasak air membuat minuman hangat.Kemudian teman-teman yang lain pun melanjutkan langkah kaki mereka hingga ke puncak Sibayak. Asik menikmati suasana di sibayak ini,akhirnya kami pun harus kembali pulang kerumah.Kami pun berkemas,ditambah lagi cuaca yang mendung dan gerimis.Turun dari gunung Sibayak ini,kami pun beristirahat di penatapan . Setelah itu kami pun kembali kerumah masing-masing.


Perjalanan ini sungguh mengesankan ditambah lagi dengan suasana yang masih lebaran. Kesempatan ini kami gunakan untuk bersilaturrahim dengan teman-teman baik yang sering ketemu maupun yang jarang bertemu. Dan berwisata tanpa nyampah itu sangat bijaksana.

SaLam Lestari...
SaLam Binjai Community



terima kasih kepada teman kita dari :

- UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta
- United Tractors Tbk Jakarta
- PT. Pertamina Retail Medan
- Arteri Telkomsel Medan
dll...

see you on next trip in wonderful of north sumatera...








Sabtu, 25 Juli 2015

Rafflesia Bengkuluensis Mekar Juli 2015 di Padang Guci, Kaur

Satu kuntum bunga rafflesia jenis bengkuluensis kembali mekar pada tanggal 12 Juli 2015 di Padang Guci Kab. Kaur Bengkulu. Bunga mekar kelopak lima dengan diameter 53 cm pada ketinggian 15 cm diatas permukaan tanah.

Rafflesia bengkuluensis merupakan jenis baru dari Indonesia. Jenis ini memakai nama epithat "Bengkuluensis" untuk menghormati Bengkulu sebagai lokasi pertama kali jenis ini didiskripsikan. Jenis ini pertama kali didiskripsikan oleh Agus Susatya bersama 2 rekanya dari Malaysia, yakni Arianto dan et Mat - Salleh di desa Talang Tais, Padang Guci, Kabupaten Kaur pada tahun 2005.

Rafflesia bengkuluensis berukuran medium ( diameter bunga 50-55 cm ) dengan helai perigon berukuran 15-19 cm. Helai perigon berwarna orange tua atau merah bata, dengan bercak berwarna orange muda dan berukuran panjang 9 mm dan lebar 4-6 mm.

Jenis ini favorit tumbuh di daerah hutan hujan tropis dilembah bukit barisan Sumatera atau tepatnya di kawasan Sungai Penangkulan Desa Manau Sembilan Kec. Padang Guci Hulu Kab. Kaur Bengkulu yang berjarak 200 km di Selatan Kota Bengkulu Indonesia.

Akses menuju lokasi terbilang cukup mudah. Dari desa Manau Sembilan dengan menggunakan kendaraan roda dua hanya membutuhkan waktu 15 menit hingga di kebun warga , kemudian dilanjutkan berjalan kaki selama 10 menit menuju di lokasi lokasi habitat Rafflesia.

Salam Lestari!

Jumat, 17 Juli 2015

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436H



salamsumu.blogspot.com(SBC).
Alhamdulillah,kita telah menjalankan ibadah puasa 1436H sebulan penuh.Kini kita telah sampai di penghujung bulan Ramadhan di tahun ini.Dan sebentar lagi kita umat Muslim di seluruh dunia akan mengumandangkan takbir Kemenangan.Setelah di bulan Ramadhan yang suci ini kita menjalankan Rukun Islam yang ketiga.Semoga amal ibadah kita dapat menjadi berkah dan pahala bagi kita didunia dan akhirat .Aamiin.

Dan tak lupa pula rekan-rekan SaLam Binjai Community (Sahabat Alam) mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1436H" "Mohon Maaf Lahir Dan Bathin".
Agar kiranya kita semua menjadi pribadi yang suci kembali.



Selasa, 07 Juli 2015

PariwisataSUMUT.Net: Sejuta Manikam Pariwisata Sumatera Utara

Horas, Mejuah-Juah, Yahowu, Njuah-Njuah..........!!!

Halo Indonesia, Salam dari Sejuta Manikam Pariwisata Sumatera Utara.

Sekedar mengingatkan kamu, di situs kita: www.pariwisataSUMUT.Net , Ada banyak hal-hal yang berguna kalau kamu ingin mengetahui terkait kepariwisataan Sumatera Utara.

Di tampilan home kamu akan menemukan beberapa bar mulai dari tulisan terakhir, event Pariwisata Sumut, Destinasi, Kuliner, Travel (artikel berbahasa inggris), news, community, opini (pengetahuan dan opini ttg pariwisata) dan Hidden Paradise.

Yang paling penting adalah kita selalu update setiap hari jadi kamu gak bakal bosen nemuin tulisan yang itu-itu aja.

Kami juga mau memperjelas kalau hingga detik ini sudah ada 4 lembaga/organisasi non pemerintah yang menggunakan kata "Pariwisata Sumut" sebagai brand (merek). Tentu saja bakal banyak yang bingung dan salah kaprah karena masing-masing dari ke 4-nya punya management dan tujuan berbeda. Tapi kamu percaya deh 100 %, kita yang pertama berlabel "Pariwisata SUMUT". :)

Kami mau ngucapin terimakasih banyak buat pembaca dan para komentator setia yang akhirnya membuat hits situs kita mencapai 2.500 - 3.000 kunjungan/hari
Harapan kita-nya sederhana, semoga kedepan semakin banyak kunjungan ke situs pariwisataSUMUT.Net sehingga benar-benar bisa bermanfaat buat semua.

Salam Peduli Pariwisata Sumut
Sejuta Manikam Pariwisata Sumatera Utara.

Ttd, Founder
Antonius Naibaho

Senin, 06 Juli 2015

Unik,Bubur Pedas,Tradisi Berbuka Puasa Mesjid Raya Medan sedari dulu







salamsumu.blogspot.com (SBC).
Tak terasa saat ini umat muslim seluruh dunia sedang menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan.Setelah bulan Ramadhan,umat muslim pun menyambut Hari Raya Idul Fitri 1436 H .Di bulan Ramadhan ini banyak sekali penjual makanan musiman untuk berbuka puasa.Yang salah satunya di gelar pada Ramadhan Fair ke XII Kota Medan.Banyak sekali penjual yang menjual  berbagai jenis makanan dan minuman untuk berbuka puasa.

Disisi lain,saat memasuki pekarangan Mesjid Raya Medan terlihat banyak orang yang berkerumun. Ada dari mereka yang bertugas memasak  dan ada juga yang sekedar melihat-lihat saja.Ketika saya bertanya pada orang sekitar tentang apa yang dimasak tersebut.Ternyata adalah bubur pedas. Ya... bubur pedas adalah jenis makanan yang termasuk makanan legendaris,terutama bagi orang Melayu di Sumatera Utara.

Mendengar itu saya pun tertarik untuk menikmati hidangan bubur pedas ini.Setelah selesai Sholat Ashar ternyata sudah banyak orang yang menunggu untuk berbuka disini.Satu per satu mereka pun antri untuk mendapatkan bubur pedas ,namun ada juga yang menunggu untuk dihindangkan.Porsi demi porsi diambil dan dihidangkan,tak sampai satu jam bubur pedas pun habis dibagikan. Padahal waktu berbuka masih lama sekiranya 80 menit lagi.Mungkin karena sudah menjadi tradisi .Dan hanya di momentum spesial seperti Bulan Suci Ramadhan ini.

Didalam bubur pedas ini banyak terdapat bahan dan rempah-rempah yang bermanfaat bagi tubuh kita.Beberapa diantaranya adalah daun jambu biji,daun kunyit,jahe,temu kunci,jinten dan lain-lain.Yang notabene sebagai bahan alami untuk obat-obatan.Sehingga setelah menyantap bubur ini badan terasa hangat .Dan siap menjalani ibadah tarawih malam hari nya dan puasa di esok harinya.



Tradisi buka puasa bersama dengan hidangan bubur pedas ini ternyata sudah ada sejak Akhir abad ke 19 hingga sekarang.Ternyata sudah lama sekali ada .Pelestarian kebudayaan seperti ini haruslah kita apresiasi karena tak mudah melakukannya. Dan sebagai generasi penerus,kita harus tau dan mengerti kebudayaan negeri kita,dan tak memandang dari mana suku kita.Karena jika kita tau dan mengerti budaya negeri kita maka kita pun bisa melestarikannya hingga ke anak cucu.

SaLam Lestari...
SaLam Binjai Community (SBC)

Minggu, 05 Juli 2015

5 - 7 hari lagi bonggol Rafflesia bengkuluensis ini mekar

Saat tim KPPGPPL melakukan peninjauan harini 5 Juli 2015, terlihat Bonggol sudah memasuki fase perigon sempurna dengan ukuran diameternya  21 cm.

"Kami memperkirakan bonggol ini akan mekar sempurna pada tanggal 11 atau 12 Juli 2015".

Untuk melihat Puspa Langka ini sekarang sudah tidaklah begitu sulit, karena dari desa dengan menggunakan kendaraan roda dua hingga kebun warga akses terbilang cukup lancar. Selanjutnya, dari kebun warga hingga ke lokasi rafflesia bengkuluensis hanya memakan waktu 10 menit.

Rafflesia bengkuluensis ini tepatnya berada di Kawasan Hutan Sungai Penangkulan desa Manau Sembilan Kec. Padang Guci Hulu Kab. Kaur Bengkulu.

Selamat Berkunjung!

Jumat, 03 Juli 2015

Tips Menghindari Serangan Binatag Liar

Mendaki gunung atau menyusuri hutan jadi cara traveling favorit para petualang. Bertemu binatang liar memang menjadi menu yang terkadang sulit di hindari. Memutuskan naik gunung, sama saja dengan bermain di habitat asli berbagai hewan liar yang tak jarang berbahaya dan beracun. Namun, tentu saja hal ini dapat diantisipasi atau dihindari dengan sedini mungkin.

Dan berikut ini tips menghindari binatang liar di gunung yang bisa Anda jadikan acuan.

1. Jauhi hewan yang sedang bersama anaknya
Semua hewan liar umumnya akan menghindari manusia, kecuali jika merasa terpojok atau terancam. Salah satu hal yang bisa membuat hewan liar menyerang adalah ketika ia bersama anaknya. Naluri melindungi anak pada hewan begitu tinggi, begitu ia melihat ada manusia yang bisa mengganggu anaknya, secara alami ia akan lebih agresif untuk melindungi anaknya.

2. Hindari mendaki pada malam hari
Kebanyakan hewan buas, seperti macan, aktif pada malam hari atau nokturnal. Salah satu cara agar terhindar dari ancaman hewan buas adalah mendaki pada pagi atau siang hari. Hentikan segala aktivitas pada malam hari, agar risiko berjumpa hewan buas sangat kecil.

3. Jangan panik saat bertemu ular
Sebagian besar ular yang ada di Indonesia tidak berbisa. Kemungkinan untuk bertemu ular berbisa pun hanya 6 - 8% saja. Jadi, jangan terlalu takut saat bertemu ular. Kalaupun Anda melihat ular secara tidak sengaja saat menjelajah hutan atau gunung, jangan langsung panik. Cukup diam di tempat, tenangkan diri dan perhatikan kulit ular. Ular yang berbisa umumnya memiliki kulit mengkilap. Jangan ganggu ular dengan lemparan batu atau suara ribut. Suasana sekitar yang tenang membuat ular merasa aman, sehingga tidak menyerang.

4. Gunakan pakaian lengkap, jangan terlalu terbuka
Penting sekali memerhatikan pakaian saat mendaki gunung. Gunakan sepatu boot, celana dan baju lengan panjang. Jangan lupa juga untuk mengenakan topi. Sepatu boot bisa menghindari Anda dari gigitan hewan buas yang berada di tanah.

Begitu juga dengan celana dan baju lengan panjang, ini bisa menghindari Anda dari pacet atau lintah yang banyak ditemukan di gunung atau hutan. Topi melindungi kepala Anda dari kejatuhan hewan berbahaya yang mungkin saja jatuh dari atas pohon.

5. Jangan gunakan parfum atau sabun
Parfum atau sabun umumnya menghasilkan aroma segar yang bisa mengundang serangga, seperti lebah dan tawon. Tidak menggunakan parfum atau sabun sebelum mendaki bisa menghindari Anda dari sengatan lebah.

6. Jangan duduk di pohon tumbang atau batu besar
Ketika lelah, sebaiknya jangan duduk di pohon tumbang atau batu besar, kecuali sudah diperiksa terlebih dahulu. Ular atau kalajengking umumnya senang bersembunyi di sela - sela batu dan kayu. Dengan berhati - hati saat istirahat, Anda telah menghindar dari ancaman hewan buas.