Minggu, 30 Agustus 2015

Kegiatan Hiking Bumi Rafflesia Padang Guci Kab. Kaur

Minggu 30 Agustus 2015, Pramuka, Pasapala, dan OSIS SMAN 4 Kaur Utara melaksanakan kegiatan hiking yang bertempat di area lokasi habitat Rafflesia desa Manau Sembilan Kec. Padang Guci Kabupaten Kaur Bengkulu dengan melibatkan seluruh kelas X, 22 siswa Paspala, dan 49 siswa Osis sebagai pesertanya.

Rombongan tiba di desa Manau Sembilan pada pukul 08.00 WIB. Sebelum kegiatan hiking dimulai para peserta dibariskan untuk mendapatkan pengarahan dari guru pembina kesiswaan  SMAN 4 Kaur Utara.

Kegiatan berlangsung dimulai pada
pukul 08.30 WIB. Setiap trap diberangkatkan dengan selang waktu ± 10 menit. Untuk rutenya, setiap trap diberangkatkan dari desa Manau Sembilan dan berakhir di area lokasi habitat rafflesia. Jumlah pos yang akan dilalui para peserta berjumlah 8 pos.

Dalam perjalannya para peserta akan  memasuki areal pertanian, perkebunan, sungai-sungai, dan jalur-jalur mendaki dengan halang rintang yang telah ditentukan oleh panitia hiking.  Panitia hiking kali ini adalah siswa pendamping dari SMAN 4 Kaur dan Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka (KPPGPPL) Kab. Kaur.

Sementara di lokasi lain habitat rafflesia Padang Guci Kab. Kaur, berlangsung juga kegiatan hiking yang dilaksanakan oleh siswa pramuka SMPN 1 Padang Guci Hulu. Kegiatan di ikuti oleh seluruh siswa pramuka kelas VII, siswa pramuka kelas VII, dan kelas IX.

Kegiatan keseluruhan berjalan dengan lancar hingga pukul 15.00 Wib.

Diharapkan dengan dilaksanakannya hiking ini para peserta memiliki semangat yang tangguh, fisik yang kuat, dapat saling bekerja sama, juga dapat mencintai dan ikut melestarikan flora langka yang dilindungi Pemerintah.

Salam Lestari ! KPPGPPL

Jumat, 28 Agustus 2015

Sedikit Cerita Tentang Social Tourism Care 2015


Pada tahun 2014, Traveling Medan Comm dan Pariwisata Sumut (pariwisataSUMUT.Net) mengadakan social tourism care di tahun pertamanya dengan membawa adik-adik dari panti asuhan Aceh Sepakat. Berangkat dari tahun tersebut, kami memutuskan untuk menjadikan Social Tourism Care sebagai agenda tahunan hingga kemudian pada 2015 kembali diadakan. Adalah harapan besar untuk dapat menjadikan kegiatan ini dalam kuartal pertahun, persemester, triwulan atau bahkan perbulan, semoga.

Bersyukur sekali rasanya bertemu dan mengenal orang-orang yang benar peduli, dengan menggandeng tangan komunitas-komunitas seperti Michael Jackson Lovers Indonesia (MJLI-Medan), WakjonMedan, Tauko Tembung, lapakMedan, CumaMedan, Balistarholidays, Golden Horse Tour and Travel dan portal Medan Kreatif, kegiatan Social Tourism Care 2015 berjalan dengan sangat baik. Tak lupa juga saya ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada Team Traveling Medan dan PariwisataSUMUT.Net dan juga para peserta trip.



Sedikit Cerita Di Perjalanan
Menempuh waktu sekitar 3 jam, kami berangkat dari Kota Medan menuju camp pengungsian di Desa Mardinding. Jalan yang kopak-kapik menjadi rute melelahkan, di sepanjang perjalanan saya berfikir dan was-was bagaimana ribetnya team-team saya yang menggunakan kenderaan bermotor untuk menuju lokasi. But thanks God, everything was being great!

Merinding, atmosphere kengerian tersebut saya rasakan ketika melalui rute yang cukup ekstrim, bebatuan dan jalan longsor akibat gerusan erupsi Sinabung menghiasi guratan luka di Tanah Karo. Tanah Karo Simalem yang begitu digilai oleh wisatawan baik domestik dan internasional kini tengah berduka tanpa tahu kapan duka itu akan berujung. Di kejauhan asap gunung Sinabung masih saja mengepul, landscape Sinabung sudah berubah. Ah...!! seumur hidup saya sekalipun belum pernah menginjakkan kaki di Gunung tertinggi ke dua di Sumatera Utara itu, ia tengah bergelora.

Sekitar pukul 12.00 (saya lupa tepatnya jam berapa), kami tiba di Camp Pengungsian Desa Mardinding, owh iya, kami sempat menuju camp pengungsian sebelumnya yang ternyata sudah dipindahkan ke area yang lebih aman.

Ada senyum bahagia di setiap sudut bibir kami, meski di dalam hati degup kepedihan tetap merajai saat melihat apa yang ada di depan mata. Kami seakan tenggelam dalam lirik-lirik pilu diatas senyum para pengungsi yang kami temui di camp. Kami dan para pengungsi berbagi cerita, tentang kehidupan, mendengar setiap inci mozaik warna yang menghablur ditengah gemuruh Sinabung, tentang masa depan,  memaknai waktu demi waktu yang semakin suram seakan hilang.

Saya bersyukur bisa bercengkrama dan duduk diantara ibu-ibu pengungsi, memerahkan bibir dengan sirih (demban) bersenda gurau dan sejenak melepas rinai parau berderak. Meski hanya sebentar, ada semangat dan motivasi yang saya dapatkan dari kegiatan social tourism care 2015 kali ini. Tak hanya itu, senyum bahagia dan keceriaan adik-adik di camp pengungsian membuat saya sangat bahagia, saya percaya bahwa semua peserta trip pada kegiatan travel care merasakan hal yang sama.

Sampai jumpa di Social Tourism Care selanjutnya,
"kita berbagi bukan karena kita kaya, akan tetapi kita pernah merasakan betapa sedihnya berada di posisi mereka"



Selasa, 25 Agustus 2015

Satu Titik Lokasi Rafflesia Kembali Ditemukan KPPGPPL

Bunga Rafflesia yang merupakan bunga kebanggaan masyarakat Bengkulu sekaligus bunga terbesar di dunia, kembali ditemukan oleh salah satu anggota KPPGPPL pada Selasa, 25 Agustus 2015.

Satu titik lokasi tumbuhannya Rafflesia ini, ditemukan di hutan kawasan Sakaian Mayan desa Manau Sembilan Padang Guci Hulu Kab. Kaur yang merupakan lokasi habitat Rafflesia jenis arnoldii. Lokasi Bunga Rafflesia ini ditemukan berjarak sekitar 100 meter sebelum menuju habitat rafflesia arnoldii tersebut.

Di lokasi ditemukan satu bunga rafflesia yang sudah membangkai, satu bonggol rafflesia dalam fase brakta, dan satu tetrastigma.

Untuk jenis rafflesia ini belum bisa diketahui masih menunggu satu bonggol tersebut mekar.

Dengan demikian lokasi tumbuhannya bunga Rafflesia di wilayah Kab. Kaur yang sudah ditemukan antara lain; Talang Tais Kec. Kelam Tengah Kab. Kaur, Manau Sembilan Kec. Padang Guci Hulu Kab. Kaur, Bukit Puguk dan Air Kuning Bungin Tambun Kec. Padang Guci Hulu Kab. Kaur, Wilayah Gunung Tiga Kec. Semidang Gumay Kab. Kaur, dan Batu Cagak Kec. Tetap Kab. Kaur.

Salam Lestari ! KPPGPPL
Foto by Haryono

Minggu, 23 Agustus 2015

Anggota Pramuka dan Paskibra Dikenalkan Habitat Rafflesia

Puluhan pelajar Kab. Kaur yang terbagung dalam anggota Pramuka dan Paskibra di wilayah Kaur Utara dan Padang Guci Hulu kembali kami kenalkan ke habitat rafflesia dalam kegiatan jelajah bumi rafflesia pada hari Minggu, 23 Agustus 2015.

Kegiatan dilakukan bertujuan untuk menggugah kecintaan generasi penurus terhadap kekayaan flora yang merupakan ciri khas daerahnya sendiri dengan harapan mereka juga ikut menjaga dan melestarikannya. Apalagi, kawasan hutan yang berada di wilayah Padang Guci Kabupaten Kaur menyimpan kekayaan alam yang bernilai sangat tinggi ditumbuhi dua jenis flora langka dunia yaitu rafflesia jenis bengkuluensis dan raffflesia jenis arnoldii. 

Kegiatan berlangsung selama tiga jam lebih dengan melakukan aktivitas tracking dimulai dari desa Manau Sembilan menuju lokasi habitat rafflesia yang bejarak sekitar enam kilo.

Selain mengenalkan, kami juga memberikan pengetahuan seputar rafflesia, aturan dasar memasuki kawasan rafflesia seperti larangan membuang sampah sebarangan di dalam hutan.

Keistimewaan rafflesia yang bermekaran di Padang Guci Kabupaten Kaur adalah selain hutan yang masih alami, lokasi bunga mekar dan bonggol-bonggolnya terbilang cukup ekstrim, dimana untuk benar-benar sampai ke lokasi, pengunjung harus berkali-kali naik turun tebing, melintasi sawah/kebun penduduk, melintasi beberapa sungai besar dan anak sungai, sehingga mempunyai tantangan tersendiri bagi yang suka berpetualang di alam liar.

Tentunya kekayaan ini harus tetap dijaga keberadaannya dan dilestarikan agar tidak punah.

Salam Lestari ! KPPGPPL

Sabtu, 22 Agustus 2015

Festival Bumi Rafflesia Tahun 2015

Bengkulu (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Bengkulu menggelar kegiatan tahunan "Festival Bumi Rafflesia" yang dipusatkan di kawasan wisata Pantai Panjang Kota Bengkulu. Kegiatan ini digelar bersamaan dengan "Bengkulu Expo" yang juga dipusatkan di kawasan wisata Pantai Panjang.

Sebelumnya Pemprov Bengkulu merencanakan kegiatan ini akan dilaksanakan pada Juni 2015 namun diundur karena bersamaan dengan persiapan bulan suci Ramadhan.

Festival belangsung selama tiga hari, yakni pada 21 Agustus hingga 23 Agustus 2015 yang menampilkan berbagai lomba antara lain lomba lari wisata rafflesia dengan hadiah jutaan rupiah.  Ada pula pagelaran seni budaya Bengkulu yang menampilkan parade busana pernikahan adat setempat dan bazar pasar rakyat.

Kegiatan digelar untuk meningkatkan kunjungan wisata ke "Bumi Rafflesia", termasuk ekowisata ke habitat Rafflesia.. Mekarnya bunga Rafflesia juga menjadi daya tarik wisatawan yang mengunjungi Bengkulu. Selain menawarkan wisata alam bebas melihat bunga Rafflesia di hutan, wisatawan juga akan disajikan dengan potensi alam, budaya, sejarah, dan kuliner khas Bengkulu.

Wisatawan penggemar alam bebas bisa datang ke Bengkulu dan menikmati habitat puspa langka dan satwa dilindungi yaitu Gajah Sumatera.

Rafflesia Gadutensis Meijer

Rafflesia gadutensis merupakan salah satu jenis dari empat jenis rafflesia yang tumbuh di hutan Bengkulu yakni; R. arnoldii, R. Gadutensis Meijer, R. Hasseltii Suringar, dan R. Bengkuluensis. Jenis ini dapat ditemukan di sisi barat Pegunungan Bukit Barisan Kab.Mukomuko, Kab. Bengkulu Utara, Padang Sumatra Barat dan sekitarnya. Nama jenis ini diambil dari nama tempat atau tipe lokalitas dimana herbarium spesimen dikumpulkan yaitu Ulu Gadut, Padang, Sumatra Barat. Asal specimen species ini dideskripsikan oleh Meijer tahun 1984.

Rafflesia gadutensis memiliki ukuran sekitar 40-46 cm. Helai perigonnya dan permukaan atas diaphragma mempunyai warna merah maron muda. Bercak di bagian atas helai perigon dan diaphragma mempunyai ukuran yang seragam dan berwarna merah muda. Jumlah bercak di helai perigon paling panjang berkisar 10-12 buah. Di perigon, bercak mempunyai ukuran lebih besar dari pada bercak pada rafflesia arnoldii, dan kadang-kadang berdempetan dibagian bawah dekat diaphragma.

Jenis ini termasuk kelompok R. hasseltii komplek. Ramenta jenis memiliki dua jenis yaitu; ramenta dengan ujung atasnya membengkak (crateriform) dan tipe jamur (toadstool). Tipe crateriform hanya dapat dijumpai disepanjang bagian dalam permukaan tabung perigon. Sedangkan tipe jamur dijumpai dibagian bawah permukaan dalam diaphragma. Jumlah prosesi sebanyak 17-30, sedangkan jumlah anther jantan sebanyak 30 (Meijer, 1997).

Salam Lestari ! KPPGPPL

Daftar Pustaka:
Rafflesia pesona bunga terbesar di dunia ©Agus Susatya 2011

Senin, 17 Agustus 2015

Perayaan HUT RI Ke - 70 di Padang Guci Hulu

Perayaan Hut RI ke - 70 tahun 2015 di kecamatan Padang Guci Hulu kali ini diwarnai berbagai pertandingan dan perlombaan untuk umum dan tingkat sekolah dasar. Untuk umum, yakni pertandingan sepak bola dan bola voli putri, sedangkan pertandingan untuk sekolah dasar yakni sepak bola, bulu tangkis, sepak takraw, bola voli, tenis meja, dan catur. Bebagai kegiatan perlombaan seperti panjat pinang, tarik tambang, lari karung, dll dilaksanakan setelah selesai upacara pengibaran sangsaka merah putih. Pertandingan dan perlombaan diikuti oleh masyarakat, PGRI, Instansi-instansi, dan sekolah dasar di Kecamatan Padang Guci Hulu Kab. Kaur.


Puncak HUT RI ke 70 ditandai dengan upacara pengibaran sangsaka merah putih yang bertempat di lapangan desa Bungin Tambun Kec. Padang Guci Hulu Kabupaten Kaur. Upacara diikuti oleh sejumlah kepala sekolah,PNS, dewan guru, kepala desa, pemuka masyarakat, prangkat desa, siswa smp dan murid sekolah dasar se kecamatan Padang Guci Hulu Kab. Kaur.

Upacara dipimpin oleh Camat Padang Guci Hulu selaku Inspektur Upacara dan yang bertindak selaku Komandan Upacara adalah Polsek Padang Guci Hulu.  Pasukan pengibar bendera Merah Putih yakni Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra)  pelajar SMP Negeri 1 Padang Guci Hulu.

Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan berbagai hiburan rakyat, perlombaan - perlombaan, pertandingan babak final sepak bola, final bola voli putri tingkat umum. Dilanjutkan dengan upacara penurunan bendera sangsaka Merah Putih dan pemberian piala dan hadiah kepada para pemenang di setiap pertandingan dan perlombaan.

Meskipun perayaan HUT RI ke - 70 di tahun 2015 ini berlangsung cukup sederhana, namun masyarakat Padang Guci Hulu menyambutnya sangat antusias.

DIRGAHAYU RI KE - 70 | KPPGPPL

Pengibaran Bendera Merah Putih Didalam Air SaLam Binjai Community




 
salamsumu.blogspot.com

Merdeka...!!! Merdeka...!!!Merdeka...!!!
Yaa tanggal 17 Agustus 2015 ini ,Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merayakan Hari Jadi yang ke 70.Tak terasa sudah 70 tahun negeri yang saya juluki "Negeri Indah , Sejuta Keajaiban Alam" ini berdiri.Sejak di Proklamirkan Kemerdekaan  Negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.Dengan penuh perjuangan melawan penjajahan selama tiga setengah abad lebih untuk menjadi sebuah negara yang merdeka.Akhirnya, rakyat Indonesia yang bersatu padu dari kalangan atas hingga kalangan yang tak berpunya mendapatkan Kemerdekaan tersebut.Walau harus mengorbankan nyawa ,harta,dan keluarga hanya untuk kemerdekaan negeri ini.


Saat ini kita telah merdeka,tanpa harus melawan penjajah lagi.Untuk itu kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan para Pahlawan baik yang telah tiada maupun yang masih hidup hingga saat ini.Dengan mengisi kemerdekaan ini dengan kegiatan yang bermanfaat.Baik bagi diri kita maupun bagi orang lain.Sehingga pengorbanan para Pahlawan tiada sia-sia.


Setelah pada tanggal 17 Agustus 2014 yang lalu,tim SaLam Binjai Community ikut melakukan pengibaran bendera di Puncak Gunung Sibayak.Maka di tahun ini tim memiliki ide untuk mengibarkan bendera Sang Merah Putih di dalam air.Dan akhirnya ide tersebut sukses dilaksanakan.Walau harus kesulitan dalam melakukan pengibarannya.Namun itu tak seberapa dengan pengorbanan yang dilakukan para Pahlawan Kemerdekaan.

Walaupun kegiatan ini terbilang biasa , namun bagi kami hal ini sangatlah spesial dan memiliki arti sangat penting.Bukan hanya melakukan pengibaran bendera kebangsaan secara terlihat. Tetapi juga bagaimana kita mengibarkan bendera kebanggaan kita agar dapat berkibar selalu dalam hati kita dimana pun kita berada. Dan perasaan inilah yang membuat kegiatan ini sangat berarti.

Selamat ulang tahun IndonesiaKu...
Semoga kegiatan yang bermanfaat dapat kami lakukan Untuk Majunya Negeri ini...

Merdeka...!!! Merdeka...!!! Merdeka...!!!

SaLam Lestari.....
SBC


 

Jumat, 14 Agustus 2015

Habitat tiga jenis rafflesia Bengkulu teridentifikasi

Bengkulu (Antara) - Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu berhasil mengindentifikasi habitat tiga jenis bunga rafflesia yang tumbuh di hutan wilayah itu yakni Rafflesia arnoldii, Rafflesia bengkuluensis, dan Rafflesia gadutensis.

"Masih ada satu jenis lagi yang hidup di hutan Bengkulu tapi belum kami temukan yaitu Rafflesia hasselti," kata Koordinator KPPL Bengkulu Sofian Ramadhan di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan selama ini KPPL telah menggelar ekspedisi habitat rafflesia ke sejumlah kawasan hutan dan terakhir digelar di kawasan Hutan Lindung Boven Lais yang masuk wilayah Kabupaten Bengkulu Utara.

Untuk wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah yakni Cagar Alam Taba Penanjung dan Kabupaten Kepahiang, terutama di Hutan Lindung Bukit Daun diidentifikasi sebagai habitat rafflesia jenis arnoldii.

Dari 27 spesies bunga rafflesia, jenis Rafflesia arnoldii merupakan yang pertama kali diidentifikasi. Thomas Stamford Raffles dan Dr Josep Arnold yang mengidentifikasi jenis tersebut pada 1818 di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu.

"Jenis arnoldii memiliki diameter paling besar, pernah kami temukan sampai 120 centimeter," katanya.

Sedangkan kawasan hutan di wilayah Padang Guci Kabupaten Kaur, teridentifikasi sebagai habitat kunci rafflesia jenis bengkuluensis.

Jenis ini memakai nama epithat "Bengkuluensis" untuk menghormati Bengkulu sebagai lokasi pertama kali jenis ini didiskripsikan.

Rafflesia bengkuluensis pertama kali dideskripsikan oleh Agus Susatya yang merupakan dosen Program Studi Kehutanan Universitas Bengkulu dan dua rekannya dari Malaysia, yakni Arianto dan Mat Salleh pada 2005 di Desa Talang Tais Kabupaten Kaur.

Sedangkan Rafflesia gadutensis baru saja ditemukan mekar di kawasan Hutan Lindung Boven Lais di Kabupaten Bengkulu Utara.
Rafflesia Jenis Gadutensis Foto KPPL
Pakar rafflesia dari Universitas Bengkulu, Agus Susatya mengatakan jenis rafflesia yang mekar di HL Boven Lais tersebut terverifikasi sebagai jenis gadutensis.

"Sebelumnya diduga jenis arnoldii tapi ada perbedaan warna, ukuran, bercak dan ramentanya ternyata jenis gadutensis," katanya.

Rafflesia gadutensis, ditemukan oleh W. Meijer pada 1984 di kawasan Ulu Gadut, Sumatera Barat.

Seperti jenis rafflesia lainnya, bunga ini tumbuh pada inangnya, liana merambat yakni tetrastigma lanceolarium, yang termasuk keluarga vitaceae.

Tiga lokasi bunga tersebut dipantau secara aktif dan swadaya oleh masyarakat antara lain Kelompok Peduli Puspa Langka Tebat Monok di Kepahiang, Komunitas Pemuda Padang Guci Peduli Puspa Langka di Kabupaten Kaur dan Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu Utara di Kabupaten Bengkulu Utara.

Sabtu, 08 Agustus 2015

Rafflesia Spesies bengkuluensis Kembali Ditemukan Warga Padang Guci Hulu Kab. Kaur

Berawal dari beberapa warga Padang Guci Hulu yang hendak mencari burung disekitar hutan kawasan di tepi Sungai Tanah Abang, tanpa disengaja mereka menemukan bonggol Rafflesia Spesies bengkuluensis. Penemuan ini lansung mereka laporkan kepada KPPGPPL (Juma't, 7 Agustus 2015).

Sabtu, 8 Agustus 2015 - Menanggapi laporan tesebut tim KPPGPPL langsung menuju lokasi untuk identifikasi.

Lokasi rafflesia bengkuluensis yang ditemukan berjarak sekitar 5 km dari pemukiman warga desa Manau Sembilan Padang Guci Hulu Kab. Kaur atau lebih tepatnya berada di hutan kawasan Sungai Tanah Abang Padang Guci Hulu.

Untuk menuju lokasi ini terbilang cukup mudah, dengan kendaraan roda dua hanya dibutuhkan waktu sekitar 20 menit hingga kebun warga. Selanjutnya berjalan kaki dengan menelusuri aliran Sungai kecil Tanah Abang dibutuhkan waktu sekitar 10 menit hingga ke lokasi rafflesia ditemukan.

"Di lokasi terdapat 4 bonggol Rafflesia Spesies bengkuluensis dan satu tetrastigma.Tiga bonggol masih berukuran kecil dalam fase kopula dan satu bonggol sudah berukuran besar dalam fase perigon sempurna yang artinya siap mekar satu minggu mendatang". Tim KPPGPPL memprediksi bonggol ini akan mekar pada tanggal 14 Agustus 2015.

Rafflesia bengkuluensis merupakan jenis baru dari Indonesia. Jenis ini memakai nama epithat "Bengkuluensis" untuk menghormati Bengkulu sebagai lokasi pertama kali jenis ini didiskripsikan. Jenis ini pertama kali didiskripsikan oleh Agus Susatya bersama 2 rekanya dari Malaysia, yakni Arianto dan et Mat - Salleh di desa Talang Tais, Padang Guci, Kabupaten Kaur pada tahun 2005.

Rafflesia bengkuluensis berukuran medium ( diameter bunga 50-55 cm ) dengan helai perigon berukuran 15-19 cm. Helai perigon berwarna orange tua atau merah bata, dengan bercak berwarna orange muda dan berukuran panjang 9 mm dan lebar 4-6 mm.

Jenis ini favorit tumbuh di daerah hutan hujan tropis dilembah bukit barisan Sumatera yakni di Padang Guci Kab. Kaur Propinsi Bengkulu.

Salam Lestari!