Rabu, 18 Maret 2015

LAMPUNGKU TAK SEPERTI UCAPANMU !


Aku (Lampung) Bukan Begal

                Media terlalu melebihkan, media terlalu menghakimi. Begal bagi lampung itu seperti bekas luka berdiameter  1cm di kaki seorang wanita. Kecil, tapi mengapa seolah belang itu diberitakan sekujur tubuh lampung. Layaknya wanita, lampung memang tertutup. Bukan lampung tak mau mengenal yang lain, lampung hanya menjaga yang harus dijaga. Alam yang indah, pegunungan yang asri, danau yang kaya, dan pasti tanah yang subur. lampung tak ingin di rusak oleh jamahan manusia manusia tak bertanggung jawab, lampung tak ingin merasakan betapa sakitnya di eksploitasi berlebih kemudian di tinggalkan. Karena sakitnya akan membekas disini.  Dan adanya paradigma lampung begal,  disitu  lampung merasa sedih.
                Lampung, Wisatanya terkubur jahatnya media. Andai saja kata “begal lampung” tak ada dan diganti “Indahnya Lampung” di media massa. Lampung akan lebih mudah mengenalkan wisatanya seperti jawa dan bali. Wisata yang Ada di jawa bali lampung juga punya, bedanya tak ada yang membantu mengenalkanya, yang ada semakin menyudutkan dan memperkeruh suasana. Gunung? Gunung  pesagi, krakatau, tanggamus, dan gunung kecil lainya lampung punya meski tak tinggi menjulang seperti jawa. dataran tinggi ? tanggamus dan lampung barat juga punya.  Pantai ? ah jangan ragukan yang satu ini. Kawasan teluk lampung dengan pulau sebesi, pahawang, legundi, tanjung  putus,teluk kiluan, pulau balak pulau lunik, tegalan, tawarkan keasrian dengan pasir putih dan karang menawan meski sebagian terusak tangan jahat manusia.  Pantai batu hiu juga akan berdecak kagun dan terus mengatakan “istimewa”. pesisir barat juga menawarkan ombak indah bagi peselancar di tanjung setia  pulau pisang dan puluhan pantai lainya. Air terjun ? banyak sekali air terjun di provinsi ini, hampir setiap kabupaten memiliki, bahkan banyak yang belum terjamah. Pemandian air panas juga ada di lampung selatan. Badak dan gajah ? ada di lampung timur. Makan khas juga punya. Sekhuit, iwa tapa, gulai taboh, mie kodon, keripik, pisang rasa rasa, tempoyak dan iwa buyuk, bakso yang luar biasa enaknya tapi aku tak sebutkan nama, karena itu iklan dan harusnya ada biaya. Lalu Kacang tujin di krui,  dan tentu masih banyak lagi. Tapi maaf, jalan kami belum terlalu memuaskan. Masih banyak lubang bertebaran. Bukan kami tak mengusahakan. Mungkin karena jalan kami bukan jalan yang setanah dengan pusat negara.
                Jawa dan bali, aku (lampung) juga punya wisata sepertimu. Bahkan beberapa tempat di wilayah kami jauh lebih indah dibanding milikmu, meski kami tahu pantai ku (lampung) tak akan lebih indah dari primadona milik irian jaya.  Tapi ajarilah aku (lampung) mengelola wisata. Berilah akui (lampung) infrastruktur juga, Ajari aku (lampung) ciptakan lapangan kerja agar masyarakat desa kami tak hanya bertani padi menangkap ikan dan berkebun kopi. Ajari kami mengelola potensi luar biasa ini. kau sudah kaya karena wisata, jawa bali. Ajaklah aku (lampung) sukses juga. Kami sudah kirimkan lada kami, kopi kami, gula kami, nanas kami, putra putri terbaik kamu dan masih banyak lagi kepada mu jawa dan bali. Ajari kami agar wisata kami sepertimu. Kau juga telah kirimkan ratusan ribu pendudukmu kepada ku lewat transmigrasi, jawa dan bali. Tapi mengapa kau tak ajak kami maju dalam wisata jawa dan bali. Kita sama indonesia kan ?


Pembuat Artikel :Ibra
Diterbitkan : 18/03/2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar